SEJARAH-SEJARAH MASKAPAI PENERBANGAN DI INDONESIA
Posted: Februari 22, 2010 in Cargo Udara & Kurir
Tag:garuda Indonesia
Editor: Awan_Tamp
1.Garuda Indonesia
Garuda Indonesia adalah
maskapai penerbangan nasional
Indonesia.
Garuda adalah nama burung mitos dalam legenda pewayangan.
Sejarah
Garuda Indonesia berawal dari tahun
1940-an, di mana Indonesia masih berperang melawan
Belanda. Pada saat ini, Garuda terbang jalur spesial dengan pesawat
DC-3.
26 Januari 1949 dianggap sebagai hari jadi maskapai penerbangan ini. Pada saat itu nama maskapai ini adalah
Indonesian Airways. Pesawat pertama mereka bernama
Seulawah atau
Gunung Emas, dana untuk membeli pesawat ini didapatkan dari sumbangan masyarakat
Aceh,
pesawat tersebut dibeli seharga 120,000 dolar malaya yang sama dengan
20 kg emas. Maskapai ini tetap mendukung Indonesia sampai revolusi
terhadap
Belanda
berakhir. Garuda Indonesia mendapatkan konsesi monopoli penerbangan
dari Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1950 dari Koninklijke
Nederlandsch Indie Luchtvaart Maatschappij (KNILM), perusahaan
penerbangan nasional Hindia Belanda. Garuda adalah hasil joint venture
antara Pemerintah Indonesia dengan maskapai Belanda Koninklijke
Luchtvaart Maatschappij (KLM). Pada awalnya, Pemerintah Indonesia
memiliki 51% saham dan selama 10 tahun pertama, perusahaan ini dikelola
oleh KLM. Karena paksaan nasionalis, KLM menjual sebagian dari sahamnya
di tahun 1954 ke pemerintah Indonesia.
Pemerintah
Burma
banyak menolong maskapai ini pada masa awal maskapai ini. Oleh karena
itu, pada saat maskapai ini diresmikan sebagai perusahaan pada
31 Maret 1950,
Garuda menyumbangkan Pemerintah Burma sebuah pesawat DC-3. Pada
mulanya, Garuda memiliki 27 pesawat terbang, staf terdidik, bandara dan
jadwal penerbangan, sebagai kelanjutan dari KNILM. Ini sangat berbeda
dengan perusahaan-perusahaan pioneer lainnya di Asia.
Pada
1953, maskapai ini memiliki 46 pesawat, tetapi pada
1955 pesawat
Catalina mereka harus pensiun. Tahun
1956 mereka membuat jalur penerbangan pertama ke
Mekkah.
Tahun
1960-an adalah saat kemajuan pesat maskapai ini. Tahun 1965 Garuda mendapat dua pesawat baru yaitu pesawat jet
Convair 990 dan pesawat turboprop
Lockheed L-118 Electra. Pada tahun
1961 dibuka jalur menuju
Bandara Internasional Kai Tak di
Hong Kong dan tahun
1965 tibalah era
jet, dengan
DC-8 mereka membuat jalur penerbangan ke
Bandara Schiphol di
Haarlemmeer,
Belanda,
Eropa.
Tahun
1970-an Garuda mengambil perangkat
DC-9 dan juga Pesawat Jet kecil
Fokker F28
saat itu Garuda memiliki 36 pesawat F28 dan merupakan operator pesawat
terbesar di dunia untuk jenis pesawat tersebut, sementara pada
1980-an mengadopsi perangkat dari
Airbus, seperti
A300. Dan juga
Boeing 737, juga
McDonnell Douglas MD-11.
Dalam tahun
1990-an, Garuda mengalami beberapa
musibah, dan maskapai ini mengalami periode ekonomi sulit. Tetapi, dalam tahun
2000-an ini maskapai ini telah dapat mengatasi masalah-masalah di atas dan dalam keadaan ekonomi yang bagus.
Salah satu lelucon awal mengenai maskapai penerbangan ini adalah bahwa Garuda merupakan
akronim dari
“Good Airline Run Under Dutch Administration” (Maskapai penerbangan yang baik bila dijalankan di bawah administrasi
Belanda) atau
“Good And Reliable Under Dutch Administration”
(Maskapai yang baik dan terpercaya bila dijalankan di bawah
administrasi Belanda). Ini mungkin merujuk pada kenyataan bahwa 10 tahun
pertama, Garuda dikelola oleh KLM.
Asal nama Garuda Indonesia
Pada 25 Desember 1949, wakil dari
KLM
yang juga teman Presiden Soekarno, Dr. Konijnenburg, menghadap dan
melapor kepada Presiden di Yogyakarta bahwa KLM Interinsulair akan
diserahkan kepada pemerintah sesuai dengan hasil
Konferensi Meja Bundar
(KMB) dan meminta kepada beliau memberi nama bagi perusahaan tersebut
karena pesawat yang akan membawanya dari Yogyakarta ke Jakarta nanti
akan dicat sesuai nama itu.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Soekarno menjawab dengan mengutip
satu baris dari sebuah sajak bahasa Belanda gubahan pujangga terkenal,
Noto Soeroto di zaman kolonial,
Ik ben Garuda, Vishnoe’s vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw eilanden (“Aku adalah Garuda, burung milik Wisnu yang membentangkan sayapnya menjulang tinggi diatas kepulauanmu”)
Maka pada
28 Desember 1949,
terjadi penerbangan yang bersejarah yaitu pesawat DC-3 dengan
registrasi PK-DPD milik KLM Interinsulair terbang membawa Presiden
Soekarno dari Yogyakarta ke Kemayoran – Jakarta untuk pelantikannya
sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan logo baru,
Garuda Indonesian Airways, nama yang diberikan Presiden Soekarno kepada
perusahaan penerbangan pertama ini
INI ADALAH PASAWAT DENGAN BOEING 747-400
Armada
Armada Garuda Indonesia per Mei 2007 terdiri dari:
Garuda juga akan menambahkan armadanya dengan:
Musibah
Beberapa musibah yang terjadi pada maskapai Garuda Indonesia antara lain adalah: